Sunday, May 8, 2011

Curahan dan Lepehan Pikiran..." oohhh Candi Borobudur!"

 
Relief Kamadatu, Melestarikan Borobudur,
-Dilema-

Pas sekilas membaca title berita di yahoo, berjudul “Artikel Relief Misterius di Kaki Borobudur”, jujur yang langsung loading kata-kata MISTERIUS-nya. Cekidot...


Langsung si otak komen, “Waahhh something to do with alien nih! Ato tiba2 nongol relief baru.. mak jedunduk gitu...”

Lagsung dibaca lah, secara satu setengah bulan disana. *Gaya

Dan eng ing eng.... “Kok gitu doang, udah tau juga kalo ditimbun, dan gak misterius juga kok... ada dokumentasinya...”

Seperti yang ditulis dalam artikel, bagian paling bawah disebut kamadatu yang berisi perbuatan baik dan buruk manusia, ini dia penjelasannya,
Ada sepuluh lantai di candi Borobudur dan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
1.   Kamadhatu, yang berada di lantai pertama candi. Kamadhatu berarti dunia yang masih dikuasai oleh kama atau nafsu rendah. Hampir seluruh bagian di tingkat ini ditutup dengan batu polos yang diduga berfungsi untuk memperkuat bangunan. Namun, ada sebagian kecil yang dibuka, sehingga pengunjung masih dapat melihat relief karmawibhangga.
2.   Rupadhatu, yang berada di lantai dua sampai enam. Rupadhatu adalah dunia yang sudah mulai melepaskan diri dari nafsu rendah, tapi masih terikat oleh rupa dan bentuk.
3.   Arupadhatu, yang berada di lantai ke tujuh hingga sepuluh. Arupadhatu berarti tidak berupa atau berwujud. Dalam tingkatan ini tidak ada lagi relief atau cerita tentang kehidupan dan bentuknya lingkaran. Tingkatan ini melambangkan nirwana (nirvana) atau surga. Patung-patung Budha ditempatkan dalam stupa berongga. Rongga-rongga ini berbentuk belah ketupat (diamond) pada lantai tujuh dan delapan, dan pada lantai sembilan berbentuk bujur sangkar. Sedangkan di lantai sepuluh, stupa terbesar tersebut tidak lagi berongga, yang melambangkan kesempurnaan.

Nah, kalo ada yang berpendapat kalo lebih baik dibuka saja jangan ada yang ditutup-tutupi supaya semua tahu sejarahnya, ya mungkin wajar saja kan, based on curiosity, namun lebih baik tahu dulu alasan kenapa bagian kamadatu itu ditimbun, ya kan?
Dari sisi timur, barat, selatan, maupun utara, di artikel dikatakan bahwa “...DEMI KESTABILAN POSISI CANDI-AGAR TIDAK AMBLAS”. Hal ini bener kok, kan fungsinya sebagai pondasi, dibuka aja tingginya sudah ±35 m. Lumayan tinggi kan... Itupun diinjek-injek jutaan wisatawan, kalau fondasinya aja gag kuat gimana gag rubuh entar. Betul kan?

Terlebih lagi, relief2 yang berjumlah 160 ini, sebagian besar (kalau tak salah ± 108) menceritakan bagian yang buruknya dari sifat manusia, misalnya saja judi, mabuk, seks, mencuri, dsb. Nah,.. lebih baik kan tidak perlu diperlihatkan. FYI, sebagian besar anak SD di Jawa Tengah wisatanya ya ke Borobudur lagi Borobudur lagi.... *curhat

Masak ya anak kecil lihat yang begituan...  Mungkin gini ya kalau wisata di candi pake tour guide trus kamadatu nya jadi dibuka semua,
Guide      : Anak-anak.. di sebelah kiri saya ini, adalah salah satu panel yang ada di bagian kamadatu yang menceritakan tentang nafsu duniawi.... Dan disini... (dipause)
Anak 1    : Nafsu duniawi itu apa?
Guru        : (nyiwel si murid) Dengerin penjelasannya dulu, ssttt...
Guide      : Nah disini ada pahatan seorang wanita dan lelaki  sedang... sedang..... Nah pindah panel saja.... di sebelah kanan saya ada panel yang memperlihatkan relief lelaki dengan....
Anak 2    : Yang panjang panjang itu apa?
Anak 3    : Dengan apa, pak?
Guide      : *bingung *stres *alih profesi
Guru        : Dasar guide gak profesional! Ayo anak-anak kita lihat gajah saja!


Nah, stres sendiri kan... kalau mau lihat gituan kan ada alternatif lain, gak usah ke candi lagi... di sekitar aja masih eksis kok perbuatan buruk, juga masih banyak seperti berabad-abad dulu.  

Di candi Prambanan kalau para pengunjung amati dengan seksama dan dengan tempo yang berlama-lama, juga banyak panel-panel yang memperlihatkan gambar-gambar yang tak senonoh. Suuerrr!!!!!!! Pas lagi gituan juga ada. Hadeeehhhh.... 

Ada satu hal lagi, komen yang ngena banget pada artikel diatas... ada yang bilang kalo petugas harus lebih baik lagi melestarikan objek wisata candi Borobudur, masih banyak yang membuang sampah sembarangan, manjat candi, coret2, dsb. Well, mereka sudah cukup baik kok, selama berada disana, walaupun masih ada satu dua orang yang membuang sampah permen atau botol minum (toh bisa dibuangkan kalau kita perduli lingkungan secara banyak tempat sampah juga diatas candi), untuk coret2 kok rada diragukan ya? Bersih kok batunya... (kecuali banyak pahatannya, wkwkk). Sudah banyak petugas atau satpam yang ikut berjaga dan berpatroli. Dan untuk yang bagian yang MANJAT CANDI, halllooooooooo.... kita semua juga manjat tau! Dan itu memperbesar kemungkinan semakin anjleb tu candi karena memang setiap tahunnya candi itu amblas beberapa centi. Kalau mau menghindari hal itu ya mending gag ada wisatawan yang boleh naik candi. Jadi kita hanya mengitari aja, manggut manggut, foto2 di bawah, trus pulang. 
*dapet panas doang dong....
 
Pas lagi disana, ada yang peduli lingkungan gitu critanya, ngadain kampanye gitu. Baguuussss!! Kereennnn!!!

“LESTARIKAN CANDI!!!”

Yang berarti: Jangan naiki candi. Jangan pegang batu/dinding/pahatan/relief. Jangan duduki batu. POKOKNYA jangan naik.

Nah.. guilty banget tuh perasaan gueehh *masak????

Betul kan mereka, kalau mau ngerawat dan melestarikan ya jangan coba2 bagaimanapun juga utuk sedikit merusaknya. Manusia kan kringetnya mengandung garam, trus kalu nempel di batunya bikin batunya cepet rusak karena terjadi proses penggaraman gitu deh....
Nah mesti gimana dong kita? #DILEMA

KOMEN:
“Ya gag gimana-gimana biasa aja kaliii...”
“Kesana juga sekali doang kan... ikut ngerusaknya kan juga dikit doang....*nunjuk yang nulis, elo udah berkali kali kan, DOSA tau!!!”
 
*ngumpet dalam lemari

“Sudahlah sudah.... jangan ribut, ntar Samaratungga bangun!”
 

“Apa tho ini... orang dikit nyentuh doang aja ribut!”
 

“Hwaahhhhhaaa..... ayooo kita pegang-pegang candinyaaaa.....”

“Ohhhh gitu yaaa... yaudah gag bakalan kesana deh mendingan, lihat potonya aja cukup.”

“Eh lo nglarang orang-orang dateng gitu maksudnya. Egois banget ya lo, mentang2 udah sering kesana!”

*random
*gag jelas

*gw suka ni gayanya si model... terbangnya okss banget.... berasa Manohara (dewi (DEWI N.) yang ada pada salah satu relief candi).
*taken by Winda Y.



NB: kalau mau lihat poti2 relief lengkap, stupa, relief, atau bagian candi lain yang memang sengaja disimpan untuk penelitian, rusak, belum diidentifikasikan atau lain sebagainya, bisa dilihat di museumnya kok! Arah jalan keluar... sebelum pasar.

2 comments: