Monday, July 11, 2011

"pilihan" memilih dan dipilihkan, hmmm....


Well, hidup itu selalu ada pilihan, darl.
Kalaupun di suatu titik kamu mendapati pilihanmu salah, janganlah pernah berkata, “AKU TIDAK PUNYA PILIHAN!”       
Karena yang kamu hadapi saat itu merupakan hasil dari pilihanmu sendiri...
Nah bagaimana kalo pilihan yang kita sesali itu berasal dari orang lain. Sesuatu yang dipilihkan orla untuk kita. Dia, mereka, atau siapapun itu memiliki beberapa opsi yang mereka berhak putuskan untuk kita. Kita diberi opsi itu dan harus menjalaninya. Dan kebetulan, dia, mereka, atau siapapun itu lah Si pemilik kuasa.

Kalo hasilnya bagus sih tag menjadi soal, nah bagaimana kalo kita gagal... atau tidak lancar dalam menjalani pilihan yang diputuskan untuk kita itu. Mensyukuri dan menjadikannya pengalaman untuk esok hari. MUNGKIN! 
Tapi terkadang penyesalan dan kebutuhan untuk mencari kambing hitam dianggap sangat menolong. 

“Heyyy... itu kan pilihanmu! Jangan sesali. Walaupun itu pilihan yang dipilihkan orla untuk kita, tapi kamu memilih untuk menerimanya kan? Kalau tidak setuju, kamu punya pilihan kok untuk menolak. Well, meskipun dia si pemberi kuasa, dan walaupun konsekuensi yang harus diterima sangat telak nantinya.”

Haahhh... saya jadi ingat kata-kata Farhan dalam film 3IDIOTS.

"Tapi ayah, lebih baik saya mengutuk diri saya sendiri karena pilihan saya dari pada saya mengutuk ayah sepanjang hidup saya karena  pilihan ayah kepada saya. tidak apa-apa saya hanya memiliki rumah kecil, mobil kecil atau gaji kecil, tapi saya bahagia..."  

Untuk saat-saat galau saya yang menyangkut masalah pilih-memilih ini, kuot ini serasa pas. Saya menyesalkan pilihan yang dibuat orang lain untuk saya. Saya menyalahkan anda! Kalau saya boleh memilih saya MAU MEMILIH SENDIRI UNTUK APA YANG ANDA PILIHKAN TERSEBUT.
Namun, tunggu dulu... terkadang walaupun itu pilihan kita sendiri, tak jarang rasa sesal datang melanda. Semisal kita membeli buah tangan di suatu daerah wisata saat sedang tur sekolah. Ternyata pilihan kita ada cacat. Lantas, kita langsung berujar. “Tau gini kamu aja yang pilihin ya!”
Haha... menyesal dengan pilihan sendiri. Namun kala teman memilihkan suatu barang dan ternyata tak sesuai dengan harapan kita, memang tak langsung mengungkapkan kekecewaan kita, namun dalam hati pasti menggerundel, “Tau gitu milih sendiri tadi, jelek gini!”
Selalu saja kita bimbang dengan pilihan. Nampaknya tak ada yang benar-benar “BENAR” untuk semua pilihan yang kita ambil JIKA HASILNYA TAK MEMUASKAN, tentunya.
Coba kalau pilihan itu pas, cocok, sesuai, lancar dan berjalan baik. walaupun pilihan sendiri atau dipilihkan orla tak menjadi masalah, bukan?
Pokoknya, apapun pilihan yang berlabel hasilnya “tag memuaskan” itu, baik pilihan sendiri maupun orla, tetap membutuhkan seseorang untuk disalahkan. Menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain. Tidak menyelesaikan masalah memang, hanya membuatnya lebih lega.
 
*raise ur glass

2 comments:

  1. Pnglman pribadi y nyak?
    Inget kata jin guk (dream high) g..
    'all u can do is make a decision n Dont ever looked back'
    Ap jdiñ klo qt sll nyesel tiap bkin plhan yg slh?
    Yg bs qt lakukan adl ambl pljaran,dan ttp melangkah kdpn..
    :D

    ReplyDelete
  2. Bener mbak... setuju kalo emang kita harus tetap ngejalanin dan maju ke depan. Hanya kadang tanpa sengaja, selalu saja mencari "siapa yang salah" kala sesuatu tag berjalan lancar dan baik... :
    Tiba-tiba kepikiran "seharusnya saya bisa memilih sendiri, bukan pilihan anda... pasti hasilnya tak akan begini!"
    Haha... need someone to blame MODE ON. I'll get over it, mbak, soon... when it pass me by...

    ReplyDelete