Friday, April 22, 2011

Angels' chitchat...


Kematian merenung.

“Kenapa?”

Kematian menggeleng. Tersenyum sinis dan memandang malaikat di depannya. “Mereka merutukiku karena aku datang terlalu cepat, tapi itu kan memang sudah tertulis jelas. Bukankah begitu?”

Malaikat tersenyum. “Sesuatu yang baik belum tentu sesuai kemauan, kan?”

“Aku tak mengerti.”

“Mereka tak pernah menginginkan kematian datang. Mereka tak pernah memohonkan kematian untuk segera menjemput. Tapi mereka hidup untuk menanti kematian mereka. Tuhan telah memberi mereka waktu, dan kalaupun kau datang, berarti waktu mereka sudah habis.”

“Mereka membenciku!”

“Tidak.”

“Lihat... baru saja aku menjemput sopir angkotan itu, tangis mereka membahana. Jeritan tak percaya begitu digembor-gemborkan. Ratapan kesedihan diucapkan dimana-mana. Sebegitu jahatkah aku?”

“Tidak.”

“Lalu?”

“Mereka hanya belum terbiasa.”

“Terbiasa bagaimana?”

Malaikat tersenyum. “Mereka belum terbiasa melihat orang pergi lebih dahulu. Mereka belum terbiasa mengerti tujuan hidup ini. Mereka belum terbiasa menyadari kehadiran manusia lain yang begitu fana. Mereka belum mengerti apa yang diminta Sang Pencipta dengan kuasanya. Mereka belum paham apa yang harus dilakukan dalam hidup mereka sebelum kamu datang menjemput. Dengan titahNya tentu. Mereka hanya belum terbiasa saja...”

“Terbiasa? Huuh....” Kematian melengos, “pikirmu terbiasa itu seperti orang berganti pakaian begitu? Kalau sudah dibuang, ya beli pakaian baru, begitu?”

“Tentu tidak. Hidup itu Berbeda.”

“???”

Ibaratnya buku tulis. Ada beberapa lembaran kosong, putih bersih, belum tercela. Kita isi buku itu dengan mencatat pelajaran sebagaimana mestinya, atau ditambahi dengan corat-coret semau hati kita atau malah kita isi dengan gambar-gambar dan tulisan pengusir suntuk. Kalau sudah terisi penuh nantinya bisa kita pertimbangkan untuk dibuang atau disimpan. Tergantung isinya!”

Semarang, 20/12/10, 12:45

No comments:

Post a Comment