Saturday, January 14, 2012

The Door


Seekor laba-laba hitam yang terus sibuk membuat sarang hitam di atas pintu berjalan menjauh, membiarkan korbannya tak berkutik hingga saatnya nanti dia harus mati.

Pintu itu terus tertutup.
Walaupun berulang kali dibuka dari dalam, pintu itu tak mau membiarkan orang lain masuk.

Pemilik rumah datang dan berulah.
“Ku perbaiki dulu! Nanti juga dapat berfungsi.”
Pemilik rumah berlalu.

Datang tukang kayu.
“Aaahh ini hanya butuh waktu, lama lama jika sering dibuka, nanti pasti benar sendiri.”
Tukang kayu pergi.

Sampai saat ini pintu itu dibiarkan sebagaimana adanya.
Sebagai mana pintu itu pertama dibuat.
Terbuka dan tertutup ala kadarnya.

Setiap kali butuh dibuka, dia akan terbuka.
Jika tidak, biarkanlah dia begitu.

Mungkin kayunya memang tidak dibuat untuk membuka dan menutup sebegitu seringnya.
Yang penting masih dapat digunakan, kan?
Dan tidak menyusahkan.

Terkadang mungkin membuatku mengeluh, menggerutu, dan ingin menggantinya. 
Tapi pintu itu telah menempel erat pada engselnya. Menyatu.

Jadi, begitulah adanya.
Biarkan saja...

No comments:

Post a Comment